Kanker payudara merupakan jenis kanker yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker jenis ini dapat terjadi bila sel-sel di organ payudara tumbuh dengan mekanisme abnormal. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, membentuk benjolan atau massa.
Bila tidak segera ditangani, sel abnormal tersebut bisa menyebar melalui kelenjar getah bening ke bagian tubuh lainnya. Selain itu, meskipun jauh lebih sering terjadi pada wanita, kanker payudara juga dapat terjadi pada pria.
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Para pakar memperkirakan bahwa sekitar lima sampai sepuluh persen angka kejadian kanker payudara dikaitkan dengan mutasi gen yang diturunkan secara genetik.
Selain itu ada beberapa faktor risiko terjadinya kanker payudara, yaitu :
Ada beberapa tanda dan gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai, seperti:
Terkadang, kanker payudara tidak menunjukkan adanya gejala tertentu. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melakukan SADARI atau periksa payudara sendiri setiap bulan, 10 hari setelah masa haid berakhir. Raba dengan teliti searah jarum jam payudara Anda sendiri.
Penentuan diagnosis kanker payudara dapat diperoleh lewat serangkaian tindakan medis, pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kedua payudara serta kelenjar limfe pada daerah ketiak, untuk meraba adanya benjolan atau abnormalitas lainnya.
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan mencakup mamogram yang merupakan foto payudara untuk penapisan kanker payudara. Bila hasil mamogram menunjukkan adanya kelainan, dokter akan merekomendasikan proses pemeriksaan penunjang lainnya untuk evaluasi lebih lanjut.
Ultrasonografi (USG) payudara juga dapat dilakukan untuk menentukan bilakah benjolan payudara yang ada merupakan massa padat atau kista yang berisi cairan. Selain itu, pemeriksaan Computerized Tomography (CT) scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga mungkin saja dilakukan.
Pemeriksaan biopsi kemudian merupakan cara yang diperlukan untuk memastikan diagnosis kanker payudara. Sampel jaringan yang diambil pada saat biopsi akan dikirim ke laboratorium untuk menentukan apakah sel dari benjolan tersebut bersifat ganas dan merupakan sel kanker atau bukan.
Penanganan kanker payudara antara pasien yang satu dengan pasien lainnya bisa berbeda-beda. Hal ini bergantung pada jenis kanker yang dialami, stadium kanker, ukuran massa, serta sensitivitas sel kanker terhadap hormon. Dokter juga akan mempertimbangkan status kesehatan individu secara keseluruhan serta preferensi pribadi masing-masing pasien.
Sebagian besar penderita yang menjalani prosedur pembedahan untuk kanker payudara juga mendapatkan penanganan lain sebelum dan/ atau sesudah pembedahan, seperti kemoterapi, terapi hormonal, atau terapi radiasi.
Prosedur pembedahan untuk kanker payudara mencakup pengangkatan kanker atau benjolan (lumpektomi), pengangkatan seluruh payudara (mastektomi), pengangkatan jumlah terbatas dari kelenjar limfe (sentinel node biopsy), atau pengangkatan beberapa kelenjar limfe (axillary lymph node dissection). Prosedur pembedahan yang dilakukan juga bergantung pada stadium dan penyebaran kanker payudara.
Radioterapi juga dapat dilakukan dengan menggunakan energi sinar X dan proton untuk mematikan sel kanker. Sementara kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan untuk mematikan sel kanker. Terapi penghambat hormon bisa digunakan bila kanker diketahui sensitif terhadap hormon estrogen atau progesteron.
Karena tingginya angka kanker payudara di Indonesia, setiap wanita disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup pola makan gizi seimbang, olahraga rutin, cukup istirahat, dan pengelolaan stres yang baik.
Wanita menyusui diketahui secara statistik memiliki kecenderungan lebih rendah untuk mengalami kanker payudara di kemudian hari. Meski begitu, tetap andalkan pola hidup sehat bagi Anda yang pernah menyusui atau pun tidak.
Selain itu, bagi wanita yang diketahui memiliki risiko tinggi mengalami kanker payudara, pemeriksaan lebih rutin dan teliti tentu sangat diperlukan. Terdapat beberapa pilihan metode pen-cek-an atau prosedur kesehatan tertentu yang bisa didiskusikan dulu dengan dokter untuk menentukan strategi pencegahan yang paling ideal.